Penyedia Alat Kesehatan Terlengkap

Kami penyedia jasa supply alat kesehatan, peralatan laboratorium, medical, mechanical, elektrical, environmental engineering terlengkap dan terpercaya. Kami melayani penjualan retail dan pemesanan khusus.

Untuk informasi lanjut, hubungi kami di
no telp -,
email: alkesritel@yahoo.com
website: alkesritel.blogspot.com.

Friday, March 29, 2013

Penyandang Epilepsi Lebih Berisiko Mengalami Depresi Hingga Bunuh Diri

Jakarta, Penyebab utama epilepsi belum diketahui dengan pasti hingga saat ini. Epilepsi bisa terjadi kepada siapa saja dan tidak memandang usia. Sayangnya gangguan ini masih mendapat stigma buruk di mata masyarakat. Akibatnya, banyak ditemui kasus penyandang epilepsi yang lantas mengalami depresi.

"Depresi pada epilepsi tercatat cukup tinggi, yaitu sekitar 30 - 50 persen. Jika epilepsi terkontrol dengan baik, maka peluang hidup tanpa serangan akan semakin meningkat sehingga risiko depresi semakin kecil," kata dr Suryo Dharmono, SpKJ(K), spesialis psikiatri dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Dalam diskusi media bertema 'World Purple Day 2013: Mari Peduli Epilepsi' yang diselenggarakan Abott di Hotel Gran Melia, Jl HR Rasuna Said, Jakarta, Kamis (20/3/2013), dr Suryo menjelaskan bahwa tinginya risiko depresi ini disebabkan karena stigma yang masih melekat mengenai epilepsi, baik stigma dari diri sendiri maupun dari lingkungan.

Dr Suryo menceritakan bahwa beberapa pasien yang datang kepadanya ada yang baru mengalami epilepsi ketika berusia 20 tahun, bahkan ada yang berusia 65 tahun. Karena muncul tanpa sebab yang jelas dan tiba-tiba, penyakit ini sering membuat pasiennya menjadi depresi, bahkan ada yang berpikir untuk bunuh diri.
"Penyandang epilepsi 5 - 10 kali lipat berpeluang bunuh diri dibanding populasi umum. Pada pasien epilepsi yang menyerang lobus temporalis dan lobus frontalis, bisa berisiko 5 kali lipat dibanding penyandang epilepsi umum," ujar dr Suryo.

Penyakit ini sebenarnya bisa disembuhkan dan pasien tidak harus menjalani pengobatan seumur hidup. Oleh karena itu, dr Suryo menyarankan bahwa penting sekali dilakukan destigmatisasi dan membangun persepsi positif terhadap penyandang epilepsi.

Salah satunya adalah dengan membentuk komunitas kelompok bantu diri penyandang epilepsi. Dalam kelompok ini, penyandang epilepsi bisa secara bebas dan terbuka berbagi pengalaman sehingga dapat meningkatkan motivasi untuk hidup mandiri.


Sumber Detik


Alat Kesehatan Bandung

No comments:

Post a Comment